Sabtu, 21 April 2012

PENGANGGURAN DAN INFLASI


NAMA            : ANGGITA NURUL H.
KELAS           :1EB05
NPM               : 20211899

Industrialisasi yang melanda berbagai negara berkembang selain menciptakan sederet keberhasilan , juga menimbulkan berbagai masalah yang cukup pelik. Salah satu masalah pelik tersebut adalah masalah pengangguran .
Catatan Organisasi Buruh Internasional (OLI) menyebutkan bahwa jumlah pengangguran di negara-negara berkembang jauh lebih tinggi daripada negara-negara maju . Hal ini dapat dimengerti karena industrialisasi yang digalakkan di negara-negara berkembang umumnya tidak disertai dengan kesiapan tenaga kerjanya. Tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah merupakan salah satu penyebab kurangnya daya serap lapangan kerja disamping tingkat pembentukan modal nasional yang rendah . Akibatnya , jumlah pengangguran terus meningkat .

₪ PENGANGGURAN

       Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
          Tingkat partisipasi angkatan kerja dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah penduduk dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.

1.      Jenis & Macam Pengangguran

v    Menurut lama waktu kerjanya :
·   Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah situasi dimana orang sama sekali tidak bekerja dan berusaha mencari pekerjaan . Disebabkan karena lapangan kerja yang tidak tersedia , ketidakcocokan antara kesempatan kerja dan latar belakang pendidikan , dan tidak mau bekerja.
·  Setengah menganggur (Underemployment) adalah situasi dimana orang bekerja, tapi tenaganya kurang termanfaatkan diukur dari curahan jam kerja , produktivitas kerja, dan penghasilan yang diperoleh .
·  Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) terjadi karena tenaga kerja tidak bekerja secara optimal. Disebabkan adanya ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan bakat dan kemampuannya.
v     Menurut penyebabnya :
·  Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pemberi kerja dan pelamar kerja. Kesulitan-kesulitan temporer ini antara lain adalah waktu yang diperlukan dalam proses pelamaran dan seleksi oleh pemberi kerja , factor jarak dan informasi .
·  Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment adalah pengangguran yang terjadi karena pergantian musim.
  Pengangguran siklis/cyclical unemployment adalah pengangguran yang berkaitan dngan turunnya kegiatan perekonomian suatu negara.

·  Pengangguran structural adalah pengangguran yang terjadi karena perubahan struktur atau perubahan komposisi perekonomian. Dan dapat disebabkan juga karena penggunaan alat yang semakin canggih .


2.      Dampak negatif pengangguran terhadap lingkungan sosial
Ø      Produktivitas
Ø      Penerimaan Negara (pajak) akan berkurang
Ø      Aktivitas Ekonomi Keseluruhan
Ø      Biaya Sosial akan semakin meningkat
Ø      Pendapatan nasional semakin kecil
Ø      Beban spikologis bagi yang bersangkutan.

1.      Pengertian Inflasi
Suatu proses atau peristiwa dalam perekonomian di mana terjadi harga dari semua barang naik secara terus – menerus selama periode tertentu yang diakibatkan karena terganggunya keseimbangan antara arus uang dan arus barang . Bila kenaikan yang terjadi hanya sekali, walaupum persentase yang cukup besar belum dapat dikatakan sebagai inflasi karena tidak mempunyai pengaruh lanjutan.
2.  Penyebab Inflasi :
1.      Jumlah uang yang beredar terlalu berlebihan sehingga melebihi keuntungan.
2.      Tradisi masyarakat yang bersifat konsumtif.
3.      Terjadinya bencana alam.
4.      Terjadinya deficit pada APBN.
5.      Terjadinya eksparsi kredit.
6.      Pengenaan pajak pada konsumen.
7.      Kenaikan harga BBM.

3.      Macam inflasi digolongkan sebagai berikut :
1.      Berdasarkan Parah Tidaknya Inflasi
a.       Inflasi Ringan
Inflasi yang  termasuk golongan ini, jika tingkatannya masih berada dibawah 10% per tahun.
b.      Inflasi Sedang
Adalah inflasi yang lajunya berada diantara 10% sampai dengan 30% per tahun.
c.       Inflasi Berat
Adalah inflasi yang lajunya berada di antara 30% sampai dengan 100% per tahun .
d.      Hiperinflasi
Inflasi yang terjadi diatas 100% per tahun. Akibat yang terjadi jika inflasi diatas 100% adalah masyarakat akan mengalami ketidakpercayaan terhadap pemakaian uang. Akibat yang lebih parah lagi adalah terjadinya kehancuran system ekonomi yang dibangun.

2.      Berdasarkan Penyebabnya
Berdasarkan penyebanya, inflasi digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang disebabkan oleh permintaan dan yang disebabkan oleh penawaran agregat.
a.       Inflasi Permintaan Agregat (Demand Pull Inflation)
Penyebab pertama kali inflasi jenis ini adalah adanya kenaikan permintaan total sedangkan produksi berada pada keadaan kesempatan kerja penuh.

b.      Inflasi Biaya ( Cost Push Inflation )
Inflasi biaya ini terjadi karena adanya penuruunan dalam penawaran total karena adanya kenaikan biaya produksi.

3.      Berdasarkan Asal Inflasi

a.       Inflasi yang berasal dari Dalam Negeri ( Domestic Inflation)
Penyebab : 1) Anggaran belanja dibiayai dengan pencetakan uang baru
                               2) Kenaikan upah dan lain-lain.
     b.  Inflasi yang berasal dari Luar Negeri ( Imported Inflation)
Penyebabnya : Harga barang impor naik (terjadi karena biaya produksi diluar negeri naik dan diakibatkan karena adanya kenaikan tarif impor barang.

4.      Dampak Inflasi

Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan,ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
5.      Hubungan Inflasi dan Pengangguran
Ada suatu hubungan terbalik antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran dalam suatu perekonomian. Semakin banyak pengusaha memperluas kesempatan kerja semakin dia harus membayar dengan faktor tertentu produksi dan pembayaran lebih banyak faktor produksi peningkatan biaya produksi unit akan diamati dan dalam rangka mempertahankan profitabilitas produk pengusaha akan mengembang harga produk tersebut.. Sebuah proses serupa akan diamati di seluruh perekonomian ketika pemerintah bermaksud untuk menciptakan pekerjaan. Harga produk atau jasa, di mana tenaga kerja terinstal, akan meningkat sehingga kenaikan tingkat inflasi akan terlihat melalui ekonomi luar.
Dapat disimpulkan dari penjelasan tersebut di atas bahwa ketika pemerintah berniat untuk menurunkan tingkat pengangguran yang harus menanggung kenaikan tingkat inflasi dalam perekonomian nasional.
Perbedaan Pengangguran dan Inflasi
Jumlah orang yang menganggur adalah jumlah orang di negara yang tidak memiliki pekerjaan dan yang tersedia untuk bekerja pada tingkat upah pasar saat ini. Ini dengan mudah dapat diubah menjadi persentase dengan mengaitkan jumlah pengangguran, dengan jumlah orang dalam angkatan kerja.
Inflasi adalah kenaikan harga secara umum selama 12 bulan. Ini diukur dengan mengambil rata-rata tertimbang semua produk konsumen (tertimbang pada frquency pembelian) dan menganalisis tren harga keseluruhan. Hal ini sering disebut Indeks Harga Konsumen (CPI) atau Harmonised Indeks Harga Konsumen (HICP). Hal ini menunjukkan berapa banyak, sebagai persentase, tingkat harga umum dari semua barang-barang konsumsi telah berubah sepanjang tahun.
Kedua telah dianalisis bersama-sama dengan kurva Phillips yang menunjukkan tingkat inflasi diplot terhadap tingkat pengangguran.
http://tithagalz.wordpress.com/2010/06/16/ada-suatu-hubungan-terbalik-antara-tingkat-inflasi-dan-tingkat-pengangguran

STRATEGI PEMBANGUNAN DENGAN PEMERATAAN


NAMA            : ANGGITA NURUL H.
KELAS           : 1EB05
NPM               : 20211899
STRATEGI PEMBANGUNAN DENGAN PEMERATAAN
Sejak Proklamasi 17Agustus 1945 , pembangunan nasional mengalami pasang surut seiring dengan dinamika social politik masyarakat . Dimulai pada masa Orde Lama , pembangunan nasional lebih diarahkan pada sector politik. Akibatnya, pembangunan di sector lain menjadi terabaikan . Masyarakat tetap terkurung dalam belenggu kemiskinan . Selanjutnya pada masa Orde Baru, dengan tekad memperbaiki kesejahteraan rakyat , pembangunan nasional diarahkan pada usaha mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi . Akibatnya, kehidupan demokrasi menjadi terbelenggu , KKN merajalela , dan sector pertanian sebagai leading sector masyarakat terabaikan. Sekarang ini , dengan tekad reformasi di segala bidang , pembangunan nasional diarahkan pada usaha pembangunan yang berkelanjutan serta berkeadilan . Pada prinsipnya, pemilihan strategi apa yang akan digunakan dalam proses pembangunan sangat dipengaruhi oleh pertanyaan “Apa tujuan yang hendak dicapai . . .?”
Dalam strategi pembangunan Indonesia yang baru diperlukan paradigma baru yang berupa pembangunan manusia Indonesia yang berwawasan. Dalam kependudukan dan lingkungannya dengan meningkatkan mutu kesehatan, pendidikan dan pembelajaran, dan pendapatan keluarga. Dengan meningkatkan mutu tersebut masyarakat Indonesia tidak akan berada dalam kondisi keterpurukan yang terparah.
Rencana Strategis yang dapat digunakan dalam meningkatkan mutu Kesehatan yaitu dengan memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat terutapa kepada Ibu dan Anak dengan melibatkan peran Pemerintah dan Masyarakat, Pemberdayaan tenaga Medis dan Non Medis. Dengan jumlah dan persebaran tenaga Medis dan Non Medis setidaknya akan meningkatkan efektifitas yang berupa pemberdayaan peran dan fungsi mereka dalam hal Perhatian pada kesehatan untuk Ibu, Anak dan Remaja dalam menurunkan tingkat kematian Ibu, anak dan remaja, Peningkatan mutu bidan mandiri dan tenaga paramedis terlatih, bidan mandiri yang diberdayakan untuk memberikan motivasi KB dan kesehatan, melanjutkan upaya menurunkan angka kematian ibu hamil dan melahirkan dengan  melanjutkan gerakan ibu sehat sejahtera yang telah diluncurkan tahun 1995. Melanjutkan gerakan sayang ibu yang juga telah dilaksanakan secara lintas sector.
Dalam hal Pendidikan, pembelajaran dan pelatihan dengan Pengembangan model sekolah unggulan terutama untuk melayani anak-anak terlantar dan kurang beruntung (community college), memberikan perhatian khusus bagi anak perempuan, mempersiapkan anak perempuan untuk mampu menentukan pilihan, wajib belajar 9 tahun, pelatihan usaha mikro, adanya latihan ketrampilan dl sekolah akan merupakan awal dari keterampilan nyata dilapangan dikemudian hari, penggunaan produksi dalam negeri. Untuk itu diperlukan dukungan sekolah dan orang tua dan bantuan belajar untuk anak perempuan agar sekolah lebih tinggi, selain itu untuk memperbaiki kesetaraan gender dalam upaya pengentasan kemiskinan dengan adanya program khusus untuk generasi muda dengan memberi perhatian khusus untuk anak keluarga yang kurang mampu (under-privileged), memberi muatan program kesehatan reproduksi untuk siswa dan putus sekolah. (misalnya napza, hiv/aids). Program untuk generasi muda dapat dilaksanakan melalui berbagai saluran dan program terkait, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
a. Teori Strategi Pembangunan
Strategi Penataan Kembali Indonesia yang diarahkan untuk menyelamatkan system ketatanegaraan Republik Indonesia berdasarkan semangat, jiwa, nilai, dan consensus dasar yang melandasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi Pancasila; Undang-Undang Dasar 1945 (terutama Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945) ; tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan tetap berkembangnya pluralisme dan keberagaman dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika.
Strategi Pembangunan Indonesia yang diarahkan untuk membangun Indonesia disegala bidang yang merupakan perwujudan dari amanat yang tertera jelas dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terutama dalam pemenuhan hak dasar rakyat dan penciptaan landasan pembangunan yang kokoh.
b. Strategi Pembangunan Indonesia
Paradigma Pembangunan untuk semua dalam konteks Indonesia, kata SBY, hanya dapat dilakukan dengan menerapkan enam strategi dasar pembangunan.
        Pertama, menerapkan strategi pembangunan yang inklusif, yang menjamin pemerataan dan keadilan, serta mampu menghormati dan menjaga keberagaman rakyat Indonesia.
“Dalam kerangka pembangunan yang inklusif ini, pemerintah telah menjalankan berbagai macam kebijakan. Di antaranya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri,” ujarnya.
        Kedua, pembangunan Indonesia haruslah berdimensi kewilayahan.
        Ketiga, menciptakan integrasi ekonomi nasional dalam era globalisasi.
        Keempat, pengembangan ekonomi lokal di setiap daerah, guna membangun ekonomi domestik yang kuat secara nasional.
        Kelima adalah keserasian antara pertumbuhan dan pemerataan, atau Growth with Equity. Oleh sebab itu, pemerintah menerapkan Program Keluarga Harapan (PKH), , BLT, Jamkesmas, BOS, dan Kredit Usaha Kecil (KUR). “Strategi demikian juga merupakan koreksi atas kebijakan pembangunan terdahulu, yang dikenal dengan trickle down effect,” ujarnya.
        Adapun strategi yang terakhir adalah pembangunan yang menitik-beratkan pada kemajuan kualitas manusianya. Manusia Indonesia bukan sekedar obyek pembangunan, melainkan justru subyek pembangunan. Sumber daya manusia menjadi aktor dan sekaligus fokus tujuan pembangunan, sehingga dapat dibangun kualitas kehidupan manusia Indonesia yang makin baik.
c. Rencana Pembangunan Indonesia
Gambaran yang lebih jelas tentang arah yang dituju dalam pembangunan Indonesia dapat dibaca dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Dalam RPJPN tersebut telah ditetapkan bahwa visi pembangunan adalah “Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur”. “Mandiri” artinya mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa lain dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri. “Maju” dapat diukur dari kualitas SDM, tingkat kemakmuran, kemantapan sistem dan kelembagaan politik dan hukum. Sedangkan “Adil” dicerminkan oleh tidak adanya diskrimasi dalam bentuk apapun, baik antar individu, gender, maupun wilayah. Sementara “Makmur” dapat diukur dari tingkat pemenuhan seluruh kebutuhan hidup.

Macam – macam Strategi Pembangunan Ekonomi
Strategi pembangunan ekonomi diberi batasan sebagai suatu tindakan pemilihan atas faktor – faktor (variabel) yang akan dijadikan faktor / variabel utama yang menjadi penentu jalannya proses pertumbuhan (Surono, 1993). Babarapa strategi pembangunan ekonomi yang dapat disampaikan adalah :
• Strategi Pertumbuhan
Di dalam pemikiran ini pertumbuhan ekonomi menjadi kriteria utama bagi pengukuran keberhasilan pembangunan. Selanjutnya dianggap bahwa dengan pertumbuhan ekonomi buah pembangunan akan dinikmati pula oleh si miskin melalui proses merambat ke bawah (trickle down effect) atau melalui tindakan koreksi pemerintah mendistribusikan hasil pembangunan. Bahkan tersirat pendapat bahwa ketimpangan atau ketidakmerataan adalah merupakan semacam prasyarat atau kondisi yang harus terjadi guna memungkinkan terciptanya pertumbuhan, yaitu melalui proses akumulasi modal oleh lapisan kaya. Strategi ini disebut strategi pertumbuhan.
Inti dari konsep strategi ini adalah :
Strategi pembangunan ekonomi suatu Negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah, dan memusatkan, sehingga dapat menimbulkan sfek pertumbuhan ekonomi.
Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat ke bawah (trickle-down-effect), pendistribusian kembali. Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan, hal tersebut merupakan persyaratan terciptanya pertumbuhan ekonomi.
Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.
• Strategi Pembangunan dengan Pemerataan
Keadaan sosial antara si kaya dan si miskin mendorong para ilmuwan untuk mencari alternatif. Alternatif baru yang muncul adalah strategi pembangunan pemerataan. Strategi ini dikemukakan oleh Ilma Aldeman dan Morris. Yang menonjol pada pertumbuhan pemerataan ini adalah ditekannya peningkatan pembangunan melalui teknik social engineering, seperti melalui penyusunan rencana induk, paket program terpadu. Dengan kata lain, pembangunan masih diselenggarakan atas dasar persepsi, instrumen yang ditentukan dari dan oleh mereka yang berada “diatas” (Ismid Hadad, 1980). Namun ternyata model pertumbuhan pemerataan ini juga belum mampu memecahkan masalah pokok yang dihadapi negara-negara sedang berkembang seperti pengangguran masal, kemiskinan struktural dan kepincangan sosial.
• Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran strategi ini adalah menaggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan dikeluarkannya dokumen: Employment, Growth, and Basic Needs : A One World Problem. ILO dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin dapat dipengaruhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok dan sejenisnya. 

DAFTAR PUSTAKA
Djamin Zulkarnain, 1993, Perekonomian Indonesia, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta