Andai
aku Menteri Perekonomian
Seandainya
? Kalo bisa memang menjabat menteri koperasi. Itu yang akan saya katakan jika
pertanyaannya seperti itu . Menjadi seorang menteri atau pejabat bukan hal yang
mudah . Diperlukan skill yang profesional dan wawasan yang luas. Dimana kita
harus menguasai permasalah yang menyangkut dengan jabatan yang kita jabat sebai
menteri koperasi . Diperlukan juga iman yang kuat dan kepercayaan dari
masyarakat . Masyarakat sudah sulit mempercayai para pejabat rakyat tersebut. Sulit
untuk mendapatkan kembali kepercayaan rakyat.
Saya
akan berandai-andai menjadi seorang menteri perekonomian di Negara berkembang
seperti Indonesia. Apa yang akan saya hadapi jika saya menjadi seorang menteri
perekonomian yang tugasnya memperbaiki perekonomian di Indonesia ini ?
Jika
saya adalah seorang menteri perekonomian yang pertama saya lakukan adalah
memperbaiki segalanya yang telah rusak atau hancur dan membuat
kebijakan-kebijakan untuk mengatasi permasalahan yang telah ada di dalam
perekonomian Indonesia. Masalah-masalah ekonomi seperti pada umumnya terdapat tiga masalah
yang terkait dengan kemiskinan, kesenjangan ekonomi, dan pengangguran yang
terus meningkat. Untuk itu perlu dibuat kebijakan untuk bisa mengatasi atau
menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang sedang terjadi di Indonesia.
Sebelum saya membuat kebijakan untuk
bisa mengatasi masalah ekonomi tersebut, terlebih dahulu saya
akan memberikan informasi tentang tugas ataupun fungsi seorang menteri
perekonomian. Saya akan menjelaskan apa itu menteri perekonomian ?
Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian pada jaman orde baru terbentuk pada tanggal 25
Juli 1966 dengan nama Kementerian Utama Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri
(EKUIN) yang pada saat itu dijabat oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Kementerian ini tergabung dalam kabinet Ampera I dengan tugas melaksanakan
program stabilisasi dan rehabilitasi yang berkonsentrasi pada pengendalian
inflasi, pencukupan penghidupan pangan, rehabilitasi prasarana dan pembangunan
nasional. Pemerintahan dan pembangunan yang selalu bergerak dinamis telah
menuntut kementerian ini untuk terus berkembang sehingga beberapa kali berganti
nama dan kepemimpinan. Nama “Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian”
sendiri baru dimulai pada tahun 2000. (lihat Menteri-Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian)
Saat ini,
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mempunyai tugas membantu
presiden dalam mensinkronkan dan mengkoordinasikan perencanaan,
penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang perekonomian.
Dalam menjalankan tugas di atas,
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyelenggarakan fungsi :
a. sinkronisasi penyusunan, dan
pelaksanaan kebijakan di bidang perekonomian,
b. koordinasi penyusunan,
dan pelaksanaan kebijakan di bidang perekonomian,
c. pengendalian penyelenggaraan
urusan kementerian sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b,
d. pengelolaan barang
milik/kekayaan negara negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian;
e. pengawasan atas pelaksanaan
tugas di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;
f. pelaksanaan tugas tertentu
yang diberikan oleh Presiden
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 24 dan Pasal 25, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
mengkoordinasikan:
a.
Kementerian Keuangan;
b.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;
c.
Kementerian Perindustrian;
d.
Kementerian Perdagangan;
e.
Kementerian Pertanian;
f.
Kementerian Kehutanan;
g.
Kementerian Perhubungan;
h.
Kementerian Kelautan dan Perikanan;
i.
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
j.
Kementerian Pekerjaan Umum;
k.
Kementerian Riset dan Teknologi;
l.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;
m.
Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal;
n.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional;
o. Kementerian
Badan Usaha Milik Negara; dan
p.
Instansi lain yang dianggap perlu.
» Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi
Permasalahan
ekonomi di Indonesia terjadi dalam lingkup ekonomi makro yang memerlukan
kebijakan dari pemerintah. Di Negara-negara yang sedang berkembang,pada umumnya
terdapat tiga masalah yang terkait dengan kemiskinan,kesenjangan ekonomi,dan
pengangguran yang terus meningkat. Permasalahan ekonomi makro dalam membangun
negara di Indonesia tidak hanya itu. Antara lain inflasi yang tidak
terkendali,ketergantungan terhadap impor,dan utang luar negeri.
1.Masalah Kemiskinan
Upaya penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya
program Inpres Desa Tertinggal(IDT), pemberian kredit kepada para petani dan
pengusaha kecil berupa Kredit Usaha Kecil(KUK), Kredit Modal Kerja
Permanen(KMKP), Program Kawasan Terpadu(PKT), Program Bapak Angkat,Gerakan
Nasional Orang Tua Asuh(GN-OTA), dan program wajib belajar.
2.Masalah Keterbelakangan
Jika dilihat dari segi penguasaan teknologi, Indonesia masih dikategorikan
sebagai Negara berkembang. Ciri lain Negara berkembang adalah rendahnya tingkat
pendapatan dan pemerataanya, rendahnya tingkat kemajuan dan pelayanan
kesehatan, kurang terpeliharanya fasilitas umum, rendahnya tingkat disiplin
masyarakat, rendahnya tingkat keterampilan penduduk, rendahnya pendidikan
formal, kurangnya modal, rendahnya produktivitas tenaga kerja, serta lemahnya
tingkat manajemen usaha. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah berupaya
meningkatkan kualitas SDM, melakukan pertukaran tenaga ahli, melakukan transfer
teknologi dari negara yang maju.
3.Masalah Kekurangan Modal
Perkembangan dan modernisasi suatu perekonomian memerlukan modal yang sangat
besar. Sebagai negara berkembang, Indonesia mengalami kesulitan yang sama,
yaitu kekurangan modal. Kekurangan modal ini disebabkan karena tingkat
pendapatan masyarakat yang rendah, yang menyebabkan tabungan dan tingkat
pembentukan modal menjadi rendah. Pendapatan yang rendah juga menyebabkan
kemampuan investasi rendah yang menyebabkan modal dan produktivitas rendah. Untuk
mengatasinya pemerintah melakukan suatu program besar yaitu meningkatkan
kualitas SDM dan peningkatan investasi menjadi lebih produktif.
4.Masalah Pemerataan Pendapatan
Pembangunan ekonomi Indonesia terkonsentrasi hanya di kota-kota besar, terutama
di Pulau Jawa dan didominasi oleh kelompok tertentu. Faktor yang perlu di ketahui
adalah memang benar setiap negara berkembang, termasuk Negara Indonesia akan
menghadapi kendala dalam pemerataan pendapatan dan hasil lainnya. Pada
hakikatnya, pembangunan nasional yaitu pembangunan insan Indonesia seutuhnya
sehingga keberhasilan pembangunan tidak hanya diukur dengan keberhasilan
dibidang pertumbuhan ekonomi(secara materi).
5.Ketergantungan Terhadap Impor dan
Utang Luar Negeri
Tingkat ketergantungan yang tinggi dari pemerintah dan sektor swasta terhadap
impor dan utang luar negeri merupakan masalah pembangunan. Impor yang tinggi akan
mengurangi cadangan devisa negara. Jika cadangan devisa berkurang, stabilitas
ekonomi nasional akan lemah. Utang luar negeri satu masalah yang serius bagi
pemerintah. Jika suatu negara memiliki utang luar negeri maka masalah yang
muncul adalah menyangkut beban utangnya dan pembayaran bunga utang setiap tahun
serta pelunasan pokok utangnya. Total utang luar negeri Indonesia setiap tahunjnya
meningkat. Contohnya pada puncak krisis ekonomi tahun 1998, rasio utang luar
negeri Indonesia terhadap total PDB mencapai jumlah tertinggi didunia.
Indonesia mengalahkan negara pengutang lainya yaitu Amerika Latin, seperti
Meksiko, Brazil dan Argentina.
» Keputusan untuk Membantu Mengatasi
Masalah Perekonomian
Permasalahan
ekonomi yang dihadapi suatu negara sangatlah banyak dan kompleks. Setiap
kegiatan perekonomian akan menghadapi suatu masalah, seperti pengangguran,
kenaikan harga, dan pertumbuhan ekonomi. Permasalahan yang muncul seperti di
atas mempunyai akibat yang buruk terhadap jalannya perekonomian suatu negara
dan mengganggu kestabilan ekonomi negara.
Semua
masalah tersebut harus segera diatasi jika Indonesia ingin perekonomiannya
membaik. Saran saya adalah, kita harus memperbaiki masalah-masalah kecil
terlebih dahulu seperti, masalah pembangunan infrastruktur
seperti jalan tol dan pelabuhan yang menjadi gerbang masuknya devisa asing.
Indonesia ini sangat potensial untuk investasi, tapi investor mana yang
bersedia menanamkan modalnya jika sarana dan prasarana belum jelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar