Sabtu, 06 Juli 2013

Tampannya Mas-mas Penjaga Pintu Busway part 2


Tampannya Mas-mas Penjaga Pintu Busway
PART 2

Kamar tidur, pukul 04.50 pagi
Aku terbangun dari tidurku karena bunyi alarm dari handphoneku. Aku mematikan alarm tersebut dan bangun dari tidurku. Tidurku cukup nyeyak malam tadi, namun aku tidak bermimpi mas-mas penjaga pintu busway itu sayangnya. Aku kun bangkit dari tempat tidur dan menuju kamar mandi. setelah mandi aku pun bersiap-siap. Kali ini aku memastikan penampilanku tidak seberantakan kemarin. Berharap bisa bertemu mas-mas penjaga pintu busway itu lagi. Setelah sudah puas bercermin, aku pun keluar dari kamar dan menyempatkan diri untuk sarapan. Hari ini aku berangkat lebih pagi supaya tidak terburu-buru seperti kemarin. Aku pun jalan dari rumah dan menuju halte busway.
Halte busway pasar rebo, pukul 06.20 pagi
Sepuluh menit lebih awal dari kemarin aku sudah sampai di halte busway. Antrian di loket kali ini tidak sepanjang kemarin. Aku pun bercermin sebentar untuk memastikan penampilanku kali ini. Aku pun langsung berbaris didepan pintu tunggu busway. Berharap kali ini bisa bertemu mas-mas itu walaupun harus berdiri sampai tempat kerja.
Lima belas menit kemudian busway yang aku tunggu tiba. Hal yang pertama kali aku lihat sebelum melangkahkan kakiku ke dalam busway adalah mencari sosok mas-mas penjaga pintu busway. Sayang hari itu aku tidak bertemu dengan mas-mas penjaga pintu busway ku. Mungkin karena aku berangkat lebih awal tadi. Pikiranku masih memikirkan hal itu selama ada di dalam busway.
Jam pulang kerja pun tiba, aku pun kali ini harus bersaing dalam mengantri tiket di loket. Benar-benar penuh dan ramai halte busway malam ini. Aku pun berhasil mendapatkan tiket dan langsung memasuki barisan antrian busway. Aku mengambil headset dan mp3 dalam handphoneku dan memasangnya ke telingaku. Tidak sampai lima belas menit busway yang aku tunggu tiba. Saat aku memandang kearah pintu busway yang belum terbuka, aku pun tersenyum karena melihat sosok yang ada didalam busway itu. aku pun mendorong orang yang ada didepanku supaya aku bisa masuk. Aku pun bisa masuk ke dalam busway tersebut dan mendapatkan posisi yang stategis. Yaitu tepat di hadapan sosok yang membuatku tersenyum tadi. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan. Aku langsung memandang kearah id nya dan melihat namanya. Rolando arian. Itulah namanya. Akhirnya aku bisa mengetahui namanya. Mas-mas penjaga pintu buswayku.
Aku pun baru tersadar, posisiku ternyata tidak nyaman jika harus berdiri. Aku tidak mendapatkan pegangan untuk menyeimbangkan tubuhku. Aku pun bingung. Jalanan pun rasanya mendukung sekali untuk membuatku jatuh kedalam pelukan mas-mas penjaga pintu busway itu. jalanan yang tidak rata dan banyak belokkan membuatku was-was sekali. Beberapa kali aku kehilangan keseimbangan dan mas-mas penjaga pintu busway itu menahan tubuhku dengan memegangi lenganku dengan lembut.
“ maaf” kataku padanya malu.
Mas-mas penjaga pintu busway itu pun bergeser sedikit dan menyuruhku untuk maju sedikit supaya aku bisa berpegangan dengan tiang tempat duduk. Jika aku maju berarti posisiku semakin dekat saja dengannya. Aku pun jadi serba salah. Akhirnya aku maju dan posisiku membelakangi mas-mas penjaga pintu busway itu. Aku pun mencium aroma yang sama saat pertama kali melihatnya. Pegangan tanganku dan tangannya hampir bersentuhan. Aku pun menghindar saat tangan kami mulai bersentuhan karena goncangan-goncangan kecil.
Pikiranku seakan kosong, aku tidak bisa berpikir apa-apa saat itu. Aku hanya bisa diam seperti batu. Rasanya mati rasa bila harus berdekatan dengannya. Mataku hanya menatap lurus kedepan, music yang mengalun dari mp3 ku rasanya tidak terdengar lagi oleh telingakukarena kalah oleh kerasnya degupan jantungku ini.
Waktu rasanya lama sekali berputar. Aku hanya bisa mencuri pandang dengannya lewat kaca busway yang bisa memantulkan bayangan kita. Aku melihat wajahnya di kaca itu, wajahnya sangat dekat denganku sampai napasnya pun bisa aku rasakan. Matanya seperti sedang memandangku dari belakang. Aaaaaah, apa ini ? apa dia ingin membuatku mati karena senang ? pikirku dalam hati.
Aku berusaha untuk menguatkan diriku dan hati ini karena gugup. Aku hanya berusaha mengendalikan diriku di situasi seperti ini. Aku berusaha untuk tidak terlihat gugup dimatanya. Akhirnya aku memutuskan untuk memperbesar volume suara dari mp3 ku. Lumayan sedikit menolong. Akhirnya sedikit demi sedikit penumpang pun turun dan menyisakan banyak ruang untukku. Aku pun pindah ke depan karena ada tempat duduk yang kosong. Aku langsung pindah saat mas-mas penjaga pintu busway itu turu dari busway untuk melihat apakah sudah semuanya turun.
Terima kasih tuhan engkau masih menginginkan aku hidup, pikirku. Mas-mas penjaga pintu busway itu pun melihat kearahku dan tersenyum, aku tidak membalas senyumnya dan mengalihkan pandanganku kearah lain. Aku pun menutup mataku sebentar namun ternyata kebablasan. Lagi-lagi aku terbangun karena teriakan mas-mas penjaga pintu busway meneriakkan halte kramat jati sudah dekat. Aku pun bersiap-siap untuk turun. Suasana di dalam busway agak sedikit sepi karena banyak yang sudah turun di halte BNN tadi.
Busway pun tiba di halte pasar rebo, aku pun melangkahkan kaki ku keluar. Namun lagi-lagi, suara berat itu terdengar dan mengucapkan kata-kata padaku.
“tidurnya tadi nyeyak banget, nanti sampai rumah langsung istirahat ya” kata suara berat dari dalam busway. Aku kali ini bisa melihat langsung siapa yang mengatakan hal itu padaku. Mas-mas penjaga pintu busway itu pun tersenyum setelah mengatakan hal itu. Pintu busway pun tertutup dan meninggalkan halte busway itu. Aku pun masih terdiam di dalam halte busway itu. cukup lama aku terdiam sampai saat aku ditabrak oleh orang-orang yang baru turun dari busway setelah busway ku berhenti. Aku pun langsung menyadarkan diriku dan langsung berjalan pergi keluar dari halte busway.
Rumah, pukul 19.30 malam
Sampai dirumah aku langsung masuk kamar dan menjatuhkan diriku ke atas kasur dan memikirkan apa yang terjadi tadi di halte busway. Dia memerhatikanku saat aku tertidur tadi di busway. Bagaimana tampangku ketika aku tidur tadi ? apa dia tertawa saat melihatku tadi ?
Aku melakukan hal yang bodoh untuk kedua kalinya dihadapannya. Betapa malunya diriku jika aku teringat kejadian itu. Aku mengingat perkataannya untuk langsung beristirahat. Aku pun langsung bergegas mandi dan tidur. Sebelum tidur aku menyempatkan diriku untuk menulis diary. Aku menulis kejadian yang terjadi hari ini dan menuliskan rolando arian di halaman sebelumnya. Dulu itu hanya sebuah inisial dan sekarang sudah menjadi nama yaitu, rolando arian. Aku pun menutup buku harianku dan bersiap untuk tidur. Selamat malam mas-mas penjaga pintu busway, Rolando arian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar