Tampannya Mas-mas
Penjaga Pintu Busway
PART
2
Kamar tidur, pukul
04.50 pagi
Aku
terbangun dari tidurku karena bunyi alarm dari handphoneku. Aku mematikan alarm
tersebut dan bangun dari tidurku. Tidurku cukup nyeyak malam tadi, namun aku
tidak bermimpi mas-mas penjaga pintu busway itu sayangnya. Aku kun bangkit dari
tempat tidur dan menuju kamar mandi. setelah mandi aku pun bersiap-siap. Kali
ini aku memastikan penampilanku tidak seberantakan kemarin. Berharap bisa
bertemu mas-mas penjaga pintu busway itu lagi. Setelah sudah puas bercermin,
aku pun keluar dari kamar dan menyempatkan diri untuk sarapan. Hari ini aku
berangkat lebih pagi supaya tidak terburu-buru seperti kemarin. Aku pun jalan
dari rumah dan menuju halte busway.
Halte busway pasar
rebo, pukul 06.20 pagi
Sepuluh
menit lebih awal dari kemarin aku sudah sampai di halte busway. Antrian di
loket kali ini tidak sepanjang kemarin. Aku pun bercermin sebentar untuk
memastikan penampilanku kali ini. Aku pun langsung berbaris didepan pintu
tunggu busway. Berharap kali ini bisa bertemu mas-mas itu walaupun harus
berdiri sampai tempat kerja.
Lima
belas menit kemudian busway yang aku tunggu tiba. Hal yang pertama kali aku
lihat sebelum melangkahkan kakiku ke dalam busway adalah mencari sosok mas-mas
penjaga pintu busway. Sayang hari itu aku tidak bertemu dengan mas-mas penjaga
pintu busway ku. Mungkin karena aku berangkat lebih awal tadi. Pikiranku masih
memikirkan hal itu selama ada di dalam busway.
Jam
pulang kerja pun tiba, aku pun kali ini harus bersaing dalam mengantri tiket di
loket. Benar-benar penuh dan ramai halte busway malam ini. Aku pun berhasil
mendapatkan tiket dan langsung memasuki barisan antrian busway. Aku mengambil
headset dan mp3 dalam handphoneku dan memasangnya ke telingaku. Tidak sampai
lima belas menit busway yang aku tunggu tiba. Saat aku memandang kearah pintu busway
yang belum terbuka, aku pun tersenyum karena melihat sosok yang ada didalam
busway itu. aku pun mendorong orang yang ada didepanku supaya aku bisa masuk.
Aku pun bisa masuk ke dalam busway tersebut dan mendapatkan posisi yang
stategis. Yaitu tepat di hadapan sosok yang membuatku tersenyum tadi.
Kesempatan ini tidak aku sia-siakan. Aku langsung memandang kearah id nya dan
melihat namanya. Rolando arian. Itulah namanya. Akhirnya aku bisa mengetahui
namanya. Mas-mas penjaga pintu buswayku.
Aku
pun baru tersadar, posisiku ternyata tidak nyaman jika harus berdiri. Aku tidak
mendapatkan pegangan untuk menyeimbangkan tubuhku. Aku pun bingung. Jalanan pun
rasanya mendukung sekali untuk membuatku jatuh kedalam pelukan mas-mas penjaga
pintu busway itu. jalanan yang tidak rata dan banyak belokkan membuatku was-was
sekali. Beberapa kali aku kehilangan keseimbangan dan mas-mas penjaga pintu
busway itu menahan tubuhku dengan memegangi lenganku dengan lembut.
“ maaf” kataku padanya
malu.
Mas-mas
penjaga pintu busway itu pun bergeser sedikit dan menyuruhku untuk maju sedikit
supaya aku bisa berpegangan dengan tiang tempat duduk. Jika aku maju berarti
posisiku semakin dekat saja dengannya. Aku pun jadi serba salah. Akhirnya aku
maju dan posisiku membelakangi mas-mas penjaga pintu busway itu. Aku pun
mencium aroma yang sama saat pertama kali melihatnya. Pegangan tanganku dan
tangannya hampir bersentuhan. Aku pun menghindar saat tangan kami mulai
bersentuhan karena goncangan-goncangan kecil.
Pikiranku
seakan kosong, aku tidak bisa berpikir apa-apa saat itu. Aku hanya bisa diam
seperti batu. Rasanya mati rasa bila harus berdekatan dengannya. Mataku hanya
menatap lurus kedepan, music yang mengalun dari mp3 ku rasanya tidak terdengar
lagi oleh telingakukarena kalah oleh kerasnya degupan jantungku ini.
Waktu
rasanya lama sekali berputar. Aku hanya bisa mencuri pandang dengannya lewat
kaca busway yang bisa memantulkan bayangan kita. Aku melihat wajahnya di kaca
itu, wajahnya sangat dekat denganku sampai napasnya pun bisa aku rasakan.
Matanya seperti sedang memandangku dari belakang. Aaaaaah, apa ini ? apa dia
ingin membuatku mati karena senang ? pikirku dalam hati.
Aku
berusaha untuk menguatkan diriku dan hati ini karena gugup. Aku hanya berusaha
mengendalikan diriku di situasi seperti ini. Aku berusaha untuk tidak terlihat
gugup dimatanya. Akhirnya aku memutuskan untuk memperbesar volume suara dari
mp3 ku. Lumayan sedikit menolong. Akhirnya sedikit demi sedikit penumpang pun
turun dan menyisakan banyak ruang untukku. Aku pun pindah ke depan karena ada
tempat duduk yang kosong. Aku langsung pindah saat mas-mas penjaga pintu busway
itu turu dari busway untuk melihat apakah sudah semuanya turun.
Terima
kasih tuhan engkau masih menginginkan aku hidup, pikirku. Mas-mas penjaga pintu
busway itu pun melihat kearahku dan tersenyum, aku tidak membalas senyumnya dan
mengalihkan pandanganku kearah lain. Aku pun menutup mataku sebentar namun
ternyata kebablasan. Lagi-lagi aku terbangun karena teriakan mas-mas penjaga
pintu busway meneriakkan halte kramat jati sudah dekat. Aku pun bersiap-siap
untuk turun. Suasana di dalam busway agak sedikit sepi karena banyak yang sudah
turun di halte BNN tadi.
Busway
pun tiba di halte pasar rebo, aku pun melangkahkan kaki ku keluar. Namun
lagi-lagi, suara berat itu terdengar dan mengucapkan kata-kata padaku.
“tidurnya tadi nyeyak
banget, nanti sampai rumah langsung istirahat ya” kata suara berat dari dalam
busway. Aku kali ini bisa melihat langsung siapa yang mengatakan hal itu
padaku. Mas-mas penjaga pintu busway itu pun tersenyum setelah mengatakan hal
itu. Pintu busway pun tertutup dan meninggalkan halte busway itu. Aku pun masih
terdiam di dalam halte busway itu. cukup lama aku terdiam sampai saat aku
ditabrak oleh orang-orang yang baru turun dari busway setelah busway ku
berhenti. Aku pun langsung menyadarkan diriku dan langsung berjalan pergi
keluar dari halte busway.
Rumah, pukul 19.30
malam
Sampai
dirumah aku langsung masuk kamar dan menjatuhkan diriku ke atas kasur dan
memikirkan apa yang terjadi tadi di halte busway. Dia memerhatikanku saat aku
tertidur tadi di busway. Bagaimana tampangku ketika aku tidur tadi ? apa dia
tertawa saat melihatku tadi ?
Aku
melakukan hal yang bodoh untuk kedua kalinya dihadapannya. Betapa malunya
diriku jika aku teringat kejadian itu. Aku mengingat perkataannya untuk
langsung beristirahat. Aku pun langsung bergegas mandi dan tidur. Sebelum tidur
aku menyempatkan diriku untuk menulis diary. Aku menulis kejadian yang terjadi
hari ini dan menuliskan rolando arian di halaman sebelumnya. Dulu itu hanya
sebuah inisial dan sekarang sudah menjadi nama yaitu, rolando arian. Aku pun
menutup buku harianku dan bersiap untuk tidur. Selamat malam mas-mas penjaga
pintu busway, Rolando arian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar