Rabu, 08 Mei 2013

Kenakalan Remaja


Bina Generasi Muda, Cegah Kenakalan Remaja
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa para remaja yang memang masih dalam masa transisi kerap melakukan hal-hal yang tidak bisa diterima oleh orang-orang di sekitarnya. Selain bisa merugikan diri sendiri, perilaku mereka juga tidak jarang merugikan orang lain.
Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai kelebihan dankekurangan. Demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan kekuatiran bagi para orangtua. Masa remaja sering menjadi pembahasan dalam banyak seminar. Padahal bagi si remaja sendiri, masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, para orangtua hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana adanya. Jangan terlalu membesar-besarkan perbedaan. Orangtua para remaja hendaknya justru menjadi pemberi teladan di depan, di tengah membangkitkan semangat, dan di belakang mengawasi segala perilaku si remaja.
Masa remaja merupakan masa yang sangat menentukan masa depan seseorang. Masa setelah anak-anak menginjak usia baligh yang rata-rata dimulai sejak usia belasan tahun pertama itu telah melepas mereka dari masa kanak-kanak. Namun demikian, mereka belum memiliki kecakapan untuk disebut dewasa. Sebab itulah tingkah polanya tak lagi mencerminkan tingkah pola anak-anak dan lepas dari kedewasaan. Tingkah polanya cenderung tidak memperhatikan aturan.
Dalam kehidupan para remaja seringkali kita temui  hal-hal yang positif ataupun negative dalam pergaulannya dengan lingkungan sekitar, baik lingkungan dengan teman-temannya di sekolah maupun di lingkungan tempat ia tinggal karena masa remaja merupakan masa transisi dimana seorang remaja masih mencari Jati diri sehingga masih dalam hal pergaulan tingkat emosinya masih sangat labil dan mudah terombang-ambing. Oleh karena itu mereka sering ingin mencoba sesuatu hal yang baru, misalnya soal penampilan dan gaya hidup. Ada sebagian dari mereka lebih suka berfoya-foya dan melakukan hal-hal yang menyimpang yang menurut anggapan mereka itu adalah bagian dari gaya hidup masa kini, padahal itu merupakan sebuah bentuk kenakalan.
Kenakalan remaja dipicu oleh dua factor utama : internal, yaitu factor dari diri remaja itu sendiri, dan eksternal, yaitu factor dari luar diri mereka. Krisis identitas dan control diri yang rapuh merupakan factor internal kenakalan remaja. Karena para remaja tidak bisa meyakini identitas tertentu yang harus ia perankan, dan karena ia gagal membentuk dirinya mencapai identitas tertentu, maka mereka menjadi nakal. Karena para remaja tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima, maka mereka akan terseret pada perilaku ‘nakal’.
Adapun factor eksternal kenakalan remaja minimalnya ada tiga : keluarga, teman dan para sahabatnya, serta lingkungannya.
Kegagalan orang tua dalam membina rumah tangganya, perceraian, tidak adanya komunikasi yang baik antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga, semua itu bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Yang lebih utama memicu kenakalan remaja ialah bila keluarga tidak memberikan pendidikan agama dengan sebaik-baiknya. Teman serta sahabat dekat yang buruk dan jauh dari kesolehan juga komunitas tempat tinggal yang tidak benar pun bisa memicu kenakalan remaja.
Sudah kita maklumi bersama, kenakalan remaja pada zaman kita sekarang ini sungguh berada pada kondisi yang memperihatinkan. Selain karena factor dari luar berupa pendidikan dan pemikiran ala barat yang cenderung negatif, faktordari dalam berupa pendidikan keluarga pun ikut andil besar dalam masalah ini. Tentunya kita butuh solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut.
Untuk mengatasi dua factor tersebut, baik internal maupun eksternal, Islam telah memberikan solusi terbaik. Dari awalnya Islam telah memberikan metode pengajaran anak dengan sistem keteladanan. Metode ini yang akan menumbuhkan identitas peran bagi para remaja.
Metode  menumbuhkan ketakwaan sejak dini pada diri anak-anak telah dicontohkan oleh para pendahulu yang terdahulu. Mereka semua menanamkan ketakwaan sejak dini pada anak-anaknya. Sehingga mereka tumbuh sebagai generasi yang tangguh dan soleh dan jauh dari kenakalan.
Adapun  solusi permasalahan yang dapat di lakukan dalam hal untuk mencegah Perilaku yang menyimpang pada kalangan Remaja adalah sebagai berikut:
1.      Perlunya Kasih sayang dan perhatian dari orang tua Dalam hal apapun.
2.      Adanya pengawasan dari Orang tua yang tidak mengekang, contoh: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apadaja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita sebagai orang tua dia telah melewati batas yang sewajarnya,maka sebagai orang tua kita perlu memberikan pemahaman tentang dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.
3.     Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang ada gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka diapun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.
4.     Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti Televisi, Radio, Handphone,internet,dll
5.      Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak banyak menghabiskan waktunya selain di Rumah
6.     Perlunya Pembelajaran Agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah, dan mengunjungi tempat- tempat ibadah sesuai dengan iman dan kepercayaan yang dianut
7.     Sebagai Orang tua harus mendukung Hobi yang dia inginkan selama itu positif untuk dia. Jangan pernah mancegah hobinya maupun kesempatan untuk dia mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat positif. Karena dengan melarangnya maka akan mengganggu kepribadian dan kepercayaan dirinya
8.     Orang tua harus bisa menjadi tempat curhat yang nyaman untuk anak anda, sehingga dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.

Tinggal, tugas para orang tua yang pertama ialah membina rumah tangganya sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif serta nyaman bagi seluruh anggota keluarga, termasuk anak-anak. Kemudian memberi motivasi dan mengarahkan agar anak-anak menjadi pandai memilih teman, lingkungan, dengan siapa dan di komunitas mana mereka harus bergaul. Tanamkan ketakwaan dengan mengajarkan Islam secara menyeluruh sehingga anak-anak akan mampu membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang tidak benar. Inilah para PR para orang tua dan kita bersama membentuk generasi yang jauh dari kenakalan remaja yang sekarang sudah merajalela.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar