Bina
Generasi Muda, Cegah Kenakalan Remaja
Tidak
bisa dipungkiri lagi bahwa para remaja yang memang masih dalam masa transisi
kerap melakukan hal-hal yang tidak bisa diterima oleh orang-orang di
sekitarnya. Selain bisa merugikan diri sendiri, perilaku mereka juga tidak
jarang merugikan orang lain.
Masa
kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih
hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari
tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa
pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai kelebihan
dankekurangan. Demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja sering dianggap
sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan
kekuatiran bagi para orangtua. Masa remaja sering menjadi pembahasan dalam
banyak seminar. Padahal bagi si remaja sendiri, masa ini adalah masa yang
paling menyenangkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, para orangtua hendaknya
berkenan menerima remaja sebagaimana adanya. Jangan terlalu membesar-besarkan
perbedaan. Orangtua para remaja hendaknya justru menjadi pemberi teladan di
depan, di tengah membangkitkan semangat, dan di belakang mengawasi segala
perilaku si remaja.
Masa
remaja merupakan masa yang sangat menentukan masa depan seseorang. Masa setelah
anak-anak menginjak usia baligh yang rata-rata dimulai sejak usia belasan tahun
pertama itu telah melepas mereka dari masa kanak-kanak. Namun demikian, mereka
belum memiliki kecakapan untuk disebut dewasa. Sebab itulah tingkah polanya tak
lagi mencerminkan tingkah pola anak-anak dan lepas dari kedewasaan. Tingkah
polanya cenderung tidak memperhatikan aturan.
Dalam kehidupan para remaja
seringkali kita temui hal-hal yang positif ataupun negative dalam
pergaulannya dengan lingkungan sekitar, baik lingkungan dengan teman-temannya
di sekolah maupun di lingkungan tempat ia tinggal karena masa remaja merupakan
masa transisi dimana seorang remaja masih mencari Jati diri sehingga
masih dalam hal pergaulan tingkat emosinya masih sangat labil dan mudah
terombang-ambing. Oleh karena itu mereka sering ingin mencoba sesuatu hal yang
baru, misalnya soal penampilan dan gaya hidup. Ada sebagian dari mereka lebih
suka berfoya-foya dan melakukan hal-hal yang menyimpang yang menurut anggapan
mereka itu adalah bagian dari gaya hidup masa kini, padahal itu merupakan
sebuah bentuk kenakalan.
Kenakalan
remaja dipicu oleh dua factor utama : internal, yaitu factor dari diri remaja
itu sendiri, dan eksternal, yaitu factor dari luar diri mereka. Krisis
identitas dan control diri yang rapuh merupakan factor internal kenakalan
remaja. Karena para remaja tidak bisa meyakini identitas tertentu yang harus ia
perankan, dan karena ia gagal membentuk dirinya mencapai identitas tertentu, maka
mereka menjadi nakal. Karena para remaja tidak bisa mempelajari dan membedakan
tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima, maka mereka
akan terseret pada perilaku ‘nakal’.
Adapun
factor eksternal kenakalan remaja minimalnya ada tiga : keluarga, teman dan
para sahabatnya, serta lingkungannya.
Kegagalan
orang tua dalam membina rumah tangganya, perceraian, tidak adanya komunikasi
yang baik antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga,
semua itu bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Yang lebih utama memicu
kenakalan remaja ialah bila keluarga tidak memberikan pendidikan agama dengan
sebaik-baiknya. Teman serta sahabat dekat yang buruk dan jauh dari kesolehan
juga komunitas tempat tinggal yang tidak benar pun bisa memicu kenakalan
remaja.
Sudah
kita maklumi bersama, kenakalan remaja pada zaman kita sekarang ini sungguh
berada pada kondisi yang memperihatinkan. Selain karena factor dari luar berupa
pendidikan dan pemikiran ala barat yang cenderung negatif, faktordari dalam
berupa pendidikan keluarga pun ikut andil besar dalam masalah ini. Tentunya
kita butuh solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut.
Untuk
mengatasi dua factor tersebut, baik internal maupun eksternal, Islam telah
memberikan solusi terbaik. Dari awalnya Islam telah memberikan metode
pengajaran anak dengan sistem keteladanan. Metode ini yang akan menumbuhkan
identitas peran bagi para remaja.
Metode
menumbuhkan ketakwaan sejak dini pada
diri anak-anak telah dicontohkan oleh para pendahulu yang terdahulu. Mereka
semua menanamkan ketakwaan sejak dini pada anak-anaknya. Sehingga mereka tumbuh
sebagai generasi yang tangguh dan soleh dan jauh dari kenakalan.
Adapun
solusi permasalahan yang dapat di lakukan dalam hal untuk mencegah Perilaku
yang menyimpang pada kalangan Remaja adalah sebagai berikut:
1. Perlunya Kasih sayang dan perhatian
dari orang tua Dalam hal apapun.
2. Adanya pengawasan dari Orang tua
yang tidak mengekang, contoh: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apadaja
yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita sebagai orang tua
dia telah melewati batas yang sewajarnya,maka sebagai orang tua kita perlu
memberikan pemahaman tentang dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila
dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.
3. Biarkanlah dia bergaul dengan teman
yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun lebih tua darinya. Karena
apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya
dengannya, yang ada gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka diapun bisa terbawa
gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.
4. Pengawasan yang perlu dan intensif
terhadap media komunikasi seperti Televisi, Radio, Handphone,internet,dll
5. Perlunya bimbingan kepribadian di
sekolah, karena disanalah tempat anak banyak menghabiskan waktunya selain di
Rumah
6. Perlunya Pembelajaran Agama yang
dilakukan sejak dini, seperti beribadah, dan mengunjungi tempat- tempat ibadah
sesuai dengan iman dan kepercayaan yang dianut
7. Sebagai Orang tua harus mendukung
Hobi yang dia inginkan selama itu positif untuk dia. Jangan pernah mancegah
hobinya maupun kesempatan untuk dia mengembangkan bakat yang dia sukai selama
bersifat positif. Karena dengan melarangnya maka akan mengganggu kepribadian
dan kepercayaan dirinya
8. Orang tua harus bisa menjadi tempat
curhat yang nyaman untuk anak anda, sehingga dapat membimbing dia ketika ia
sedang menghadapi masalah.
Tinggal, tugas para
orang tua yang pertama ialah membina rumah tangganya sehingga tercipta keluarga
yang harmonis, komunikatif serta nyaman bagi seluruh anggota keluarga, termasuk
anak-anak. Kemudian memberi motivasi dan mengarahkan agar anak-anak menjadi
pandai memilih teman, lingkungan, dengan siapa dan di komunitas mana mereka
harus bergaul. Tanamkan ketakwaan dengan mengajarkan Islam secara menyeluruh
sehingga anak-anak akan mampu membentuk ketahanan diri agar tidak mudah
terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang tidak benar. Inilah
para PR para orang tua dan kita bersama membentuk generasi yang jauh dari
kenakalan remaja yang sekarang sudah merajalela.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar