Jumat, 17 Mei 2013

Persahabatan Di Antara Kita


Persahabat diantara Kita
“2EB01” itulah kelas yang akan menjadi kelas baruku di semester 3 perkuliahan. Kelas baru berarti teman baru, suasana  baru, adaptasi lagi. Aku berpikir ini tidak benar. Aku merasa aku berada di kelas yang salah. 2..01 itu adalah kelas yang isinya mahasiswa-mahasiswa yang IPKnya diatas tiga koma. Dan kelas itu adalah kelas percontohan bagi kelas yang lainnya. Aku sudah mearasa frustasi masuk kedalam kelas itu. aku menanyakan pada teman kelasku di tingkat satu, siapa saja yang masuk ke kelas 2EB01.
Ternyata dari kelasku di tingkat satu yang masuk ke kelas itu banyak. Ada enam orang dari kelas ku di 1EB05. Ada dewi, emi, catur, disti, memey dan aku. Kami berenam merasa tidak nyaman berada di kelas itu. kami merasa kami akan menjadi yang paling bodoh dikelas itu, terutama aku. Kami memutuskan untuk pindah kelas waktu itu. namun banyak persyaratan yang harus di ikuti jika ingin pindah kelas. Dari yang harus bayar 650.000 dan harus ada yang teman yang mau tukeran dengan kita.
Hari pertama masuk perkuliahan di kelas 2EB01, kami berenam tidak terpisahkan. Kemana-mana kami selalu berenam karena saking kakunya berteman dengan yang lain. Kami kaget karena kebanyakan isi dari kelas itu adalah perempuan. Aku menatap dari muka-muka yang lain, dan mengambil kesimpulan, aku tidak akan bisa pernah berhasil di kelas ini karena mereka semua terlihat pintar. Aku sudah merasa putus asa bagaimana jika aku yang paling tidak bisa di kelas ini. Aku akan merasa sangat malu sekali.
Hari pertama di jam pelajaran pertama, dosen pertama tidak masuk. Begitu juga pelajaran pertama dan ketiga, dosen tidak ada yang hadir di hari pertama di semester tiga.  Suasana kelas yang kaku dan sunyi membuat aku tidak merasa nyaman dan rasanya ingin benar-benar pindah dari kelas itu. Suasana yang sama masih terasa selama minggu pertama kuliah.
Saat itu sedang ada program SARMAG, program yang menjanjikan menjadi S2 dalam waktu 4 tahun kuliah. Dan dari kelas 2EB01 hampir semua mendapat kesempatan mengikuti program tersebut. Tapi hanya beberapa yang mendapatkan kesempatan itu. Dewi dan mailany, temanku dari 1EB05 pun mendapatkan kesempatan itu. mereka berdua terpilih untuk mengikuti program tersebut. Saat itu aku sangat bangga pada mereka karena berani mengambil resiko yang cukup besar. Setelah penyaringan selesai hampir setengah kelas 2EB01 pindah ke kelas SARMAG. Ada rasa kesenangan tersendiri dengan keadaan tersebut. Kami merasa senang karena saingan kami berkurang. Sisanya kami-kami ini merasa seperti 2EB01 KW, yaitu penghuni 2EB01 yang palsu karena 2EB01 yang sebenarnya adalah kelas SARMAG. Sekarang penghuni 2EB01 sekitar 37 orang. Satu semester yang berat aku lalui di kelas 2EB01. Kami mulai berkomunikasi satu sama lain dan mulai menjadi dekat satu sama lain walaupun masih ada kubu-kubu didalam kelas. Salah satu penghuni 2EB01 bernama estin lah yang memulai menyatukan kami dengan membuat rencana liburan ke DUFAN satu kelas setelah UTS selesai. Hal itu mampu menyatukan kami. Saat itulah aku merasa punya teman.
Aku ikut dalam rencananya itu, cukup banyak halangan yang kami lalui untuk bisa menjalankan rencana itu. Sayang, rencana yang telah di jalankan gagal karena yang ikut hanya sedikit. Itu membuat kami yang ingin pergi kecewa.
Kami pun sementara melupakan rencana itu dan membicarakan hal yang lain. Yusri, yang berkepribadian seorang cewe tomboy, membius kami untuk ikut bermain futsal dengannya. Kami pun mulai membicarakan bagaimana kami bisa berm,ain padahal diantara kami hanya dia yang sering bermain futsal. Akhirnya latihan pertama dilakukan di GS, sebuah tempat bermain futsal dekat kampus kami. Ada banyak yang ikut bermain dalam latihan pertama. Mungkin lebih dari 8 orang cewe dari kelas kami. Aku lupa waktu itu siapa saja yang ikut bermain. Namun itu membuat jalinan diantara kami. Dari yang tadinya berjauhan sedikit demi sedikit kami mulai dekat.
Aku mulai merasa nyaman berada di kelas ini. Pikiran awalku yang tadinya berpikir bahwa penghuni kelas ini adalah pecinta buku itu salah. Ada diantara mereka yang berbeda. Berbeda dalam hal berpikir. Mereka tidak terlalu mementingkan pelajaran, mereka lebih senang jalan-jalan, bercanda, dan membuat hal-hal gila. Aku merasa senang bisa berteman dengan orang-orang ini.
Rencana jalan ke DUFAN yang sempat tertunda kini mulai dibicarakan kembali. Aku berharap rencana ini tidak gagal lagi. Kami berusaha sekuat tenaga untuk mendoktrin penghuni kelas yang sebelumnya ingin ikut. Sayang, hanya beberapa saja yang fix ingin ikut waktu itu.
Estin, berusaha keras sampai dia membujuk temannya yang ada di kelas lain untuk ikut rombongan kami supaya jumlah kami bisa 15 orang. Waktu itu kami kekurangan 1 orang supaya bisa pergi ke DUFAN. Kalo memang tuhan mengijinkan pasti akan di mudahkan. Tanpa disangka, disti yan tadinya tidak ingin ikut berubah pikiran karena esti bujuk. Akhirnya rencana ke DUFAN pun terlaksana. Di DUFAN kami pun menjadi dekat, berfoto-foto bersama, berbagi bekal masing-masing, dan saling menjaga.
Dari situlah kebersamaan kami mulai terjalin lebih dekat lagi. Banyak hal-hal yang ingin kami lakukan bersama. Kami sudah membuat rencana jangka pendek dan jangka panjang. Dari sinilah aku mulai untuk belajar berteman. Berteman yang benar-benar berteman, tidak ada pikiran negatif diantara kami, saling membantu satu sama lain, belajar bersama, saling mengingatkan itulah yang aku dapatkan dari pertemanan yang baru terjalin ini.
Setelah DUFAN kami memutuskan untuk membuat kostum futsal dengan logo kelas kami EB01. Dan merencanakan berlibur ke pulau pari yang terletak dikepulauan seribu. Banya hal yang kami ingin lakukan bersama.
Saat ada event gunfest, yaitu acara bazaar yang diadakan BEM kampus, kami memutuskan untuk ikut berpartisipasi dalam acara itu. kami mulai merencanakan apa yang akan kami jual diacara itu dan bisa menghasilkan keuntungan yang bisa kami peroleh dan jika kami dapat keuntungan lebih kami berencana untuk pergi ke RAGUSA, restoran yang menyajikan es krim. Akhirnya kami memilih untuk berjualan es sarang burung yang kami pelesetkan menjadi es saranghaeyo, sosis bakar yang kami beri nama sosis genit dan sweet corn kami ubah menjadi jagung manis manja. Dan estin mengusulkan menamakan stand kami itu adalah “Pondok Aduhai”.
Kami mulai merinci apa saja yang harus di beli dan apa saja bahan-bahan yang harus digunakan. Kami membicarakan bahwa kami harus menanamkan modal kami sebesar 45.000 per orang dari 15 orang dari kami. Kami selalu rapat setelah jam kuliah selesai untuk membicarakan bagaimana usaha ini supaya bia berjalan.
Kami membagi-bagi tugas, siapa yang mendapat bagian belanja dan siapa yang akan membawa barang-barang yang diperlukan. Pertemuan yang rutin ini membuat hubungan kami semakin dekat. Sampai waktu yang ditunggu-tunggu daatang yaitu hari pertama kami berjualan di gunfest. Kami pagi-pagi sekali sudah berada di stand dan mulai merapikan alat-alat untuk berjualan. Hari pertama kami tidak bisa full menjada stand kami. Kami meminta pertolongan dari adiknya yusri. Dia dan dua temannya bersedia menjaga stand kami walaupun hanya sebentar. Kami pun harus bolak balik dari kampus D ke kampus H. hari pertama yang sangat sulit. Namun itu sangat menarik untuk dijalani. Hari kedua pun kami mulai merapikan stand dari pagi dan kami tinggal sebentar untuk mengikuti pelajaran pertama. Kami merasa senang sekali karena jualan kami laku dijual, kami sudah mempunyai pelanggan tetap, yaitu mba-mba dari wardah dan kakak ronaldo (standnya yang jualan jersey). Mba-mba wardah sering membeli es saranghaeyo kami dan kakak ronaldo lebih sering membeli sosis genit kami. Hal yang sangat menyenangkan jika dagangan kami ini selalu habis.
Hari terakhir gunfest, berarti hari terakhir kami berjualan. Kami baru buka setelah kami selesai kuis zahir di kampus E. hanya beberapa yang bisa ikut membuka stand karena sisanya masih kuis. Kami pun membagi tugas dari yang membeli es batu, mengupas jagung, membuat es saranghaeyo dan yang nusukin sosis. Itu kami lakukan bersama. Itu lah yang membuat kerjasama diantara kami menjadi kuat. Saling membantu.
Hari terakhir ini akan menjadi puncak acara karena ada panggung dan banyak pengisi acara. Kami pun optimis dagangan kami ini akan habis. Banyak dosen yang membeli dagangan kami, dan banyak kakak kelas yang membeli juga, dan banyak teman-teman dari masing-masing kami yang kami paksa untuk membeli. Itulah tehnik pemasaran kami. Kami pun berfoto-foto dengan para dosen dan orang-orang yang membeli daganagan kami. Stand kami adalah yang paling  ramai di antara stand yang lain. Stand kami banyak dibicarakan orang. Dibacarakannya bukan karena kekurangan kami tapi malah keunggulan kami. Selain stand yang paling ramai karena penjualnya paling banyak yaitu 15 orang, tapi juga karena paling banyak pembelinya.
Kami pun bangga pada diri kami karena kami berhasil menjalankan usaha kecil bersama kami ini. Kami pun optimis jika ada event-event seperti ini lagi, kami akan ikut lagi untuk meramaikannya. Aku pun berharap kebersamaan dan kekompakan kami ini tidak akan berkurang setelah acara ini selesai. Menurut penilaian orang kekompakan kami ini bagus karena kerja sama yang baik juga. Terima kasih kawan sudah mengikutsertakan diriku ini ke dalam kebersamaan kalian yang hangat ini J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar