Persahabat diantara
Kita
“2EB01”
itulah kelas yang akan menjadi kelas baruku di semester 3 perkuliahan. Kelas
baru berarti teman baru, suasana baru,
adaptasi lagi. Aku berpikir ini tidak benar. Aku merasa aku berada di kelas
yang salah. 2..01 itu adalah kelas yang isinya mahasiswa-mahasiswa yang IPKnya
diatas tiga koma. Dan kelas itu adalah kelas percontohan bagi kelas yang
lainnya. Aku sudah mearasa frustasi masuk kedalam kelas itu. aku menanyakan
pada teman kelasku di tingkat satu, siapa saja yang masuk ke kelas 2EB01.
Ternyata
dari kelasku di tingkat satu yang masuk ke kelas itu banyak. Ada enam orang
dari kelas ku di 1EB05. Ada dewi, emi, catur, disti, memey dan aku. Kami
berenam merasa tidak nyaman berada di kelas itu. kami merasa kami akan menjadi
yang paling bodoh dikelas itu, terutama aku. Kami memutuskan untuk pindah kelas
waktu itu. namun banyak persyaratan yang harus di ikuti jika ingin pindah
kelas. Dari yang harus bayar 650.000 dan harus ada yang teman yang mau tukeran
dengan kita.
Hari
pertama masuk perkuliahan di kelas 2EB01, kami berenam tidak terpisahkan.
Kemana-mana kami selalu berenam karena saking kakunya berteman dengan yang
lain. Kami kaget karena kebanyakan isi dari kelas itu adalah perempuan. Aku
menatap dari muka-muka yang lain, dan mengambil kesimpulan, aku tidak akan bisa
pernah berhasil di kelas ini karena mereka semua terlihat pintar. Aku sudah
merasa putus asa bagaimana jika aku yang paling tidak bisa di kelas ini. Aku
akan merasa sangat malu sekali.
Hari
pertama di jam pelajaran pertama, dosen pertama tidak masuk. Begitu juga
pelajaran pertama dan ketiga, dosen tidak ada yang hadir di hari pertama di
semester tiga. Suasana kelas yang kaku
dan sunyi membuat aku tidak merasa nyaman dan rasanya ingin benar-benar pindah dari
kelas itu. Suasana yang sama masih terasa selama minggu pertama kuliah.
Saat
itu sedang ada program SARMAG, program yang menjanjikan menjadi S2 dalam waktu
4 tahun kuliah. Dan dari kelas 2EB01 hampir semua mendapat kesempatan mengikuti
program tersebut. Tapi hanya beberapa yang mendapatkan kesempatan itu. Dewi dan
mailany, temanku dari 1EB05 pun mendapatkan kesempatan itu. mereka berdua
terpilih untuk mengikuti program tersebut. Saat itu aku sangat bangga pada
mereka karena berani mengambil resiko yang cukup besar. Setelah penyaringan
selesai hampir setengah kelas 2EB01 pindah ke kelas SARMAG. Ada rasa kesenangan
tersendiri dengan keadaan tersebut. Kami merasa senang karena saingan kami
berkurang. Sisanya kami-kami ini merasa seperti 2EB01 KW, yaitu penghuni 2EB01
yang palsu karena 2EB01 yang sebenarnya adalah kelas SARMAG. Sekarang penghuni
2EB01 sekitar 37 orang. Satu semester yang berat aku lalui di kelas 2EB01. Kami
mulai berkomunikasi satu sama lain dan mulai menjadi dekat satu sama lain
walaupun masih ada kubu-kubu didalam kelas. Salah satu penghuni 2EB01 bernama
estin lah yang memulai menyatukan kami dengan membuat rencana liburan ke DUFAN
satu kelas setelah UTS selesai. Hal itu mampu menyatukan kami. Saat itulah aku
merasa punya teman.
Aku
ikut dalam rencananya itu, cukup banyak halangan yang kami lalui untuk bisa
menjalankan rencana itu. Sayang, rencana yang telah di jalankan gagal karena
yang ikut hanya sedikit. Itu membuat kami yang ingin pergi kecewa.
Kami
pun sementara melupakan rencana itu dan membicarakan hal yang lain. Yusri, yang
berkepribadian seorang cewe tomboy, membius kami untuk ikut bermain futsal
dengannya. Kami pun mulai membicarakan bagaimana kami bisa berm,ain padahal
diantara kami hanya dia yang sering bermain futsal. Akhirnya latihan pertama
dilakukan di GS, sebuah tempat bermain futsal dekat kampus kami. Ada banyak
yang ikut bermain dalam latihan pertama. Mungkin lebih dari 8 orang cewe dari
kelas kami. Aku lupa waktu itu siapa saja yang ikut bermain. Namun itu membuat
jalinan diantara kami. Dari yang tadinya berjauhan sedikit demi sedikit kami
mulai dekat.
Aku
mulai merasa nyaman berada di kelas ini. Pikiran awalku yang tadinya berpikir
bahwa penghuni kelas ini adalah pecinta buku itu salah. Ada diantara mereka
yang berbeda. Berbeda dalam hal berpikir. Mereka tidak terlalu mementingkan
pelajaran, mereka lebih senang jalan-jalan, bercanda, dan membuat hal-hal gila.
Aku merasa senang bisa berteman dengan orang-orang ini.
Rencana
jalan ke DUFAN yang sempat tertunda kini mulai dibicarakan kembali. Aku
berharap rencana ini tidak gagal lagi. Kami berusaha sekuat tenaga untuk
mendoktrin penghuni kelas yang sebelumnya ingin ikut. Sayang, hanya beberapa
saja yang fix ingin ikut waktu itu.
Estin,
berusaha keras sampai dia membujuk temannya yang ada di kelas lain untuk ikut
rombongan kami supaya jumlah kami bisa 15 orang. Waktu itu kami kekurangan 1
orang supaya bisa pergi ke DUFAN. Kalo memang tuhan mengijinkan pasti akan di
mudahkan. Tanpa disangka, disti yan tadinya tidak ingin ikut berubah pikiran
karena esti bujuk. Akhirnya rencana ke DUFAN pun terlaksana. Di DUFAN kami pun
menjadi dekat, berfoto-foto bersama, berbagi bekal masing-masing, dan saling
menjaga.
Dari
situlah kebersamaan kami mulai terjalin lebih dekat lagi. Banyak hal-hal yang
ingin kami lakukan bersama. Kami sudah membuat rencana jangka pendek dan jangka
panjang. Dari sinilah aku mulai untuk belajar berteman. Berteman yang
benar-benar berteman, tidak ada pikiran negatif diantara kami, saling membantu
satu sama lain, belajar bersama, saling mengingatkan itulah yang aku dapatkan
dari pertemanan yang baru terjalin ini.
Setelah
DUFAN kami memutuskan untuk membuat kostum futsal dengan logo kelas kami EB01.
Dan merencanakan berlibur ke pulau pari yang terletak dikepulauan seribu. Banya
hal yang kami ingin lakukan bersama.
Saat
ada event gunfest, yaitu acara bazaar yang diadakan BEM kampus, kami memutuskan
untuk ikut berpartisipasi dalam acara itu. kami mulai merencanakan apa yang
akan kami jual diacara itu dan bisa menghasilkan keuntungan yang bisa kami
peroleh dan jika kami dapat keuntungan lebih kami berencana untuk pergi ke
RAGUSA, restoran yang menyajikan es krim. Akhirnya kami memilih untuk berjualan
es sarang burung yang kami pelesetkan menjadi es saranghaeyo, sosis bakar yang
kami beri nama sosis genit dan sweet corn kami ubah menjadi jagung manis manja.
Dan estin mengusulkan menamakan stand kami itu adalah “Pondok Aduhai”.
Kami
mulai merinci apa saja yang harus di beli dan apa saja bahan-bahan yang harus
digunakan. Kami membicarakan bahwa kami harus menanamkan modal kami sebesar
45.000 per orang dari 15 orang dari kami. Kami selalu rapat setelah jam kuliah
selesai untuk membicarakan bagaimana usaha ini supaya bia berjalan.
Kami
membagi-bagi tugas, siapa yang mendapat bagian belanja dan siapa yang akan
membawa barang-barang yang diperlukan. Pertemuan yang rutin ini membuat
hubungan kami semakin dekat. Sampai waktu yang ditunggu-tunggu daatang yaitu
hari pertama kami berjualan di gunfest. Kami pagi-pagi sekali sudah berada di
stand dan mulai merapikan alat-alat untuk berjualan. Hari pertama kami tidak
bisa full menjada stand kami. Kami meminta pertolongan dari adiknya yusri. Dia
dan dua temannya bersedia menjaga stand kami walaupun hanya sebentar. Kami pun
harus bolak balik dari kampus D ke kampus H. hari pertama yang sangat sulit.
Namun itu sangat menarik untuk dijalani. Hari kedua pun kami mulai merapikan
stand dari pagi dan kami tinggal sebentar untuk mengikuti pelajaran pertama.
Kami merasa senang sekali karena jualan kami laku dijual, kami sudah mempunyai
pelanggan tetap, yaitu mba-mba dari wardah dan kakak ronaldo (standnya yang
jualan jersey). Mba-mba wardah sering membeli es saranghaeyo kami dan kakak
ronaldo lebih sering membeli sosis genit kami. Hal yang sangat menyenangkan jika
dagangan kami ini selalu habis.
Hari
terakhir gunfest, berarti hari terakhir kami berjualan. Kami baru buka setelah
kami selesai kuis zahir di kampus E. hanya beberapa yang bisa ikut membuka
stand karena sisanya masih kuis. Kami pun membagi tugas dari yang membeli es
batu, mengupas jagung, membuat es saranghaeyo dan yang nusukin sosis. Itu kami
lakukan bersama. Itu lah yang membuat kerjasama diantara kami menjadi kuat.
Saling membantu.
Hari
terakhir ini akan menjadi puncak acara karena ada panggung dan banyak pengisi
acara. Kami pun optimis dagangan kami ini akan habis. Banyak dosen yang membeli
dagangan kami, dan banyak kakak kelas yang membeli juga, dan banyak teman-teman
dari masing-masing kami yang kami paksa untuk membeli. Itulah tehnik pemasaran
kami. Kami pun berfoto-foto dengan para dosen dan orang-orang yang membeli
daganagan kami. Stand kami adalah yang paling
ramai di antara stand yang lain. Stand kami banyak dibicarakan orang.
Dibacarakannya bukan karena kekurangan kami tapi malah keunggulan kami. Selain
stand yang paling ramai karena penjualnya paling banyak yaitu 15 orang, tapi
juga karena paling banyak pembelinya.
Kami
pun bangga pada diri kami karena kami berhasil menjalankan usaha kecil bersama
kami ini. Kami pun optimis jika ada event-event seperti ini lagi, kami akan
ikut lagi untuk meramaikannya. Aku pun berharap kebersamaan dan kekompakan kami
ini tidak akan berkurang setelah acara ini selesai. Menurut penilaian orang
kekompakan kami ini bagus karena kerja sama yang baik juga. Terima kasih kawan
sudah mengikutsertakan diriku ini ke dalam kebersamaan kalian yang hangat ini J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar